ARD-NEWS. COM. Jakarta. Presiden Prabowo Subianto dinilai pengamat berhasil mempermalukan orang kepercayaan Joko Widodo yaitu Bahlil Lahadalia selaku Menteri ESDM dalam kebijakan polemik pembatasan penjualan gas elpiji 3 kg.
Yohanes Oci selaku direktur eksekutif Puspolrindo melalui keterangannya yang diterima oleh media ardnews.com mengatakan kalau Presiden Prabowo Subianto mempermalukan orang kepercayaan Joko Widodo yang diberikan kepercayaan menahkodai Kementerian ESDM, Bahlil Lahadalia. Hal ini menandakan kalau Joko Widodo merekomendasikan orang yang tidak memahami bagaimana proses dalam pembuatan kebijakan publik.
“Dia (Prabowo Subianto) berhasil mempermalukan Joko Widodo dengan menguji orang kepercayaannya (Bahlil Lahadalia) dan terbukti tangan kanannya Joko Widodo itu tidak mampu memahami proses pembuatan kebijakan publik sehingga tidak mendapat dukungan positif dari masyarakat. Akibatnya kebijakan ini dibatalkan dalam waktu semalam oleh Prabowo Subianto,” jelas Yohanes Oci melalui keterangan via telepon (04/02).
Terkait kebijakan itu, dirinya mengatakan mustahil jika Presiden Prabowo tidak mengetahui kebijakan itu sebelum dipublikasikan oleh Bahlil Lahadalia, sebab kebijakan menteri itu harus didiskusikan dengan presiden selaku kepala pemerintahan.
“Sebenarnya, Presiden sedang menguji menterinya apakah punya nyali dan punya kemampuan dalam membuat kebijakan publik atau tidak. Seharusnya Bahlil Lahadalia ketika mendiskusikan kebijakan itu kepada presiden harus memikirkan dampak dan solusinya,” jelasnya.
Masifnya masyarakat dan praktisi mengkiritisi kebijakan itu karena dinilai menyulitkan masyarakat kecil.
“Esensi dari kebijakan itu kan untuk menyelesaikan masalah dan memberikan akses yang sederhana pada kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Ia pun mengkritik wakil ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad atas pernyataannya bahwa larangan pengecer menjual elpiji 3 kg bukan berasal dari Presiden Prabowo Subianto.
“Dia (Sufmi Dasco Ahmad) membela presiden sah-sah saja karena ketua umumnya, semua menteri sebelum membuat kebijakan pasti mendiskusikan terlebih dahulu kepada presiden dan itu pasti. Artinya dia (Sufmi Dasco Ahmad) bela presiden lebih pintar dikitlah,” tutupnya. (***).