ARD-NEWS.COM.Manggarai//-SDI ITENG II, menggelar kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5 ).Kegiatan P5 tersebut merupakan implementasi pendidikan dalam mengeksplorasi Pengetahuan peserta didik terhadap minat dan bakatnya.
Terlihat beberapa hasil produk yang di hasilkan dari giat P5 tersebut telah memanfaatkan botol-botol bekas untuk mendesain atau mendekorasi kelas, bahkan para siswa-siswi di tuntun membuat pupuk kompos, pembuatan EM4 dan juga pemanfaatan tali Ravia bekas untuk dijadikan Kemoceng.
Kepada media Ard-news, Hubertus Juman, S.Pd, yang merupakan Fasilitator P5 SDI Iteng II, menjelaskan, hari ini siswa siswa-siswi SDI Iteng II menggelar kegiatan P5 dengan mengusung tema kearifan lokal.
“Dengan Mengusung tema kearifan lokal, para siswa kelas 4 mengeksplorasikan karya mereka dengan membuat kue lemet. Mereka begitu antusias dan terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan tersebut”. tutur Hubertus melalui pesan Wachappnya, Selasa, (17/06/2025).
Lebih lanjut, Hubertus menyampaikan, agenda pelaksanaan P5 di SDI Iteng II, sudah berjalan dua tahun, sehingga hari ini, siswa-siswi di SDI ITENG II kembali mengeksplorasikan pengetahuan minat dan bakat mereka melalui pergelaran P5.
Ia pun mengucapkan terimakasih kepada seluruh siswa/i kelas 4 SDI Iteng II yang aktif dalam mengikuti kegiatan P5 tersebut.
“Hasil kerja keras kami hari ini merupakan salah satu pengalaman yang berharga dan sungguh luar biasa, sebab kue lemet yang di buat oleh siswa/i tersebut begitu enak dan akan siap dipasarkan”. Ucapnya lagi
Senada juga di sampaikan oleh salah satu tim juri pada kegiatan P5, Yeremias Jeramu,S,Pd. Menurutnya kegiatan P5, yang berlangsung hari ini, merupakan wadah pengembangan diri peserta didik.
“tema kearifan lokal yang melibatkan pengenalan dan pembuatan makanan tradisional oleh siswa sangat positif. Ini adalah cara yang efektif untuk melestarikan budaya dan memperkenalkan warisan kuliner daerah kepada generasi muda khususnya di daerah Manggarai”. Pungkas Yeremias
Pengelolaan makanan tradisional dapat mencerminkan sejarah, nilai-nilai, dan tradisi suatu daerah serta dapat menjadi penguatan pendidikan Karakter.
“Proses belajar membuat makanan tradisional melibatkan keterampilan praktis, kerja sama tim, dan apresiasi terhadap bahan-bahan lokal. Hal ini dapat membentuk karakter siswa yang lebih menghargai budaya dan lingkungan sekitarnya”. Tutup Yeremias
Kontributor : Bino Maot